Sabtu, 05 Desember 2020

 

 

Download file disini 

PEMASARAN INTERNASIONAL
(Study Kasus Starbucks)

 

Disusun Oleh :
Deci Fachrosi C1B018087
Widi Ana Sari C1B018100
Mega Silvia C1B018108
Dea Rusita C1B018125
Indra Lesmana Putra C1B018128
Hesti Susilowati C1B018178
Siti Nurhalimah C1B018215


Dosen Pengampu:
Sylvia Kartika Wulan B, SE., M.Si


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
2020/2021


KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas ridho dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan penuh keyakinan serta usaha maksimal. Semoga dengan terselesaikannya tugas ini dapat memberi pelajaran positif bagi kita semua.
Selanjutnya penulis juga ucapkan terima kasih kepada ibu Sylvia Kartika Wulan B, SE., M.Si selaku dosen mata kuliah Bisnis Internasional yang telah memberikan tugas makalah ini kepada kami sehingga dapat memicu motifasi kami untuk senantiasa belajar lebih giat dan menggali ilmu lebih dalam khususnya mengenai “Pemasaran Internasional” sehingga dengan ini kami dapat menemukan hal-hal baru yang belum kami ketahui.
Terima kasih juga kami sampaikan atas petunjuk yang diberikan sehingga kami dapat menyelasaikan tugas makalah ini dengan usaha semaksimal mungkin. Terima kasih pula atas dukungan para pihak yang turut membantu terselesaikannya laporan ini, ayah bunda, teman-teman serta semua pihak yang penuh kebaikan dan telah membantu penulis.
Sebagai seorang manusia biasa yang mencoba berusaha sekuat tenaga dalam penyelesaian makalah ini, tetapi tetap saja tak luput dari sifat manusiawi yang penuh khilaf dan salah, oleh karena itu segenap saran penulis harapkan dari semua pihak guna perbaikan tugas-tugas serupa di masa datang.
Jambi, Desember 2020
Penulis


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penulisan .................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3
2.1. Manajemen Pemasaran Internasional....................................................... 3
2.2. Kebijakan Produk Pemasaran Internasional ............................................. 5
2.3. Masalah Penetapan Harga dan Keputusannya ........................................ 11
2.4. Masalah Promosi dan Keputusannya ..................................................... 13
2.5. Masalah Distribusi dan Keputusannya ................................................... 15
2.6. Study Kasus Strarbuck .......................................................................... 23
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 27
3.1. Kesimpulan ........................................................................................... 27
3.2. Saran..................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 29

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Saat ini, dunia tengah menghadapi era baru yang ditandai dengan kecenderungan globalisasi. Ada beberapa faktor yang menjadi pendorong terjadinya globaisasi, yaitu market drivers, cost drivers, government drivers, dan competitive drivers. Selain itu masih ada faktor lain yang menjadi pendorong terjadinya globalisasi, diantaranya revolusi dalam teknologi informasi dan komunikasi, globalisasi pasar-pasar finansial, dan penyempurnaan dalam bisnis travel.
Pemasaran global adalah kegiatan pemasaran oleh perusahaan (global) yang mempunyai bisnis (global) dengan strategi pemasaran, pasar, maupun produk yang sama di berbagai negara.
Sekarang ini, pemasaran global sudah meluas ke seluruh negara. Banyak barang atau produk luar negeri yang dijual dipasaran. Dilain pihak, dengan adanya pemasaran global ini banyak negara yang merasa diuntungkan tetapi ada beberapa negara pula yang merasa dirugikan. Diuntungkan dalam hal ini adalah mendapatkan penghasilan tambahan sebagai devisa negara. Suatu negara yang tidak dapat mengimbangi adanya globalisasi ini akan berakibat minus dalam hal politik maupun sosial.
Pemasaran global dalam hal politik dapat berakibat banyaknya persaingan yang tidak sehat antara perusahaan, produk dalam negeri semakin tertindas dengan adanya globalisasi. Sedangkan dalam hal sosial, dapat mengakibatkan tidak meratanya pendapatan yang ada, hasil produk dalam negeri yang dihasilkan oleh pengusaha kecil akan semakin tertindas.


1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan apa yang telah dipaparkan pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penulisan makalah ini adalah:
4. Bagaimana Manajemen Pemasaran Internasional?
5. Bagaimana Kebijakan Produk Pemasaran Internasional?
6. Baggaimana Penetapan Harga Pada Pemasaran Internasional?
7. Bagaimana Promosi Pada Pemasaran Internasional?
8. Bagaimana Distribusi Pada Pemasaram Internasional?
 

1.3. Tujuan Penulisan
Berdasarkan pemaparan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk Mengetahui Manajemen Pemasaran Internasional
2. Untuk Mengetahui Kebijakan Produk Pemasaran Internasional
3. Untuk Mengetahui Penetapan Harga Pada Pemasaran Internasional
4. Untuk Mengetahui Promosi Pada Oemasaran Internasional
5. Untuk Mengetahui Distribusi Pada Pemasaram Internasional

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Manajemen Pemasaran Internasional
2.1.1. Pengertian Manajemen Pemasaran Internasional
Manajemen pemasaran internasional tidak lain adalah merupakan penerapan suatu konsep, prinsip, aktivitas, serta proses manajemen pemasaran didalam rangka penyaluran ide, barang dan jasa perusahaan kepada konsumen yang ada di berbagai belahan dunia.
Manajemen pemasaran internasional diperlukan oleh perusahaan yang lumayan besar karena melihat sebuah alternatif strategi pemasaran yang bisa dibilang sangat luas, dan keberlangsungan aktivitas operasional perusahaan tidak mau dalam kondisi terhenti (stuck) pada suatu kondisi saja.
Manajemen pemasaran internasional fokus utamanya berada pada pemanfaatan semua aset, pengalaman serta produk barang dan jasa perusahaan secara global, lintas negara dan melaksanakan penyesuaian pada hal hal yang inovatif dan unik pada setiap negara yang ditujunya.
2.1.2. Orientasi Manajemen Pemasaran Internasional
Orientasi adalah asumsi atau keyakinan yang sering kali tidak disadari mengenai sifat dunia. Pendapat lain menyatakan bahwa orientasi berarti focus kajian mengenai sesuatu. Ada lagi yang menyatakan bahwa orientasi adalah pendekatan tertentu untuk menjelaskan sesuatu. Menurut Dr. Howard Perlmutter,konsep ini di implementasikan dalam pemasaran internasional dan telah dikembangkan menjadi empat yaitu:

1. Orientasi Etnosentris
Etnosentris adalah suatu asumsi atau keyakinan bahwa negeri asal sendirilah yang unggul. Dalam perusahaan etnosentris, operasi di luar negeri dianggap kurang penting dibandingkan domestik dan terutama dilakukan untuk melempar kelebihan produksi domestik. Etnosentrisme muncul dari dominasi satu budayaatas budaya lainnya. Dominansi tersebut tidak hanya terkait dengan bidang budaya, namun termasuk juga pada keterampilan teknik, manual, mental dan bahkan etika dan moral. Orientasi ini terbentuk secara alami karena beberapa faktor psikologik. Sekelompok orang secara historikal memiliki kecenderungan untuk bersatu secara alami, dan entah bagaimana pola perilaku kolektif mereka menjadi mirip dan serempak.
2. Orientasi Piliosentris
Polisentris adalah keyakinan yang didasari bahwa setiap negara unik dan berbeda serta cara untuk meraih sukses di setiap negara adalah menyesuaikan diri dengan perbedaan unik dari setiap negara. Dalam tahap polisentris, anak perusahaan didirikan di pasar luar negeri. Setiap anak perusahaan bekerja secara independen dan menetapkan tujuan dan rencana pemasaran sendiri. Pemasaran diorganisasikan dengan dasar negara per negara, dengan setiap negara mempunyai kebijakan pemasaran unik sendiri. Orientasi ini didasarkan pada filosofi bahwa lebih baik menggunakan metode lokal untuk mengatasi permasalah lokal, ketimbang memaksakan suatu solusi yang asing dan mengundang pertentangan. Orientasi Polisentris mengasumsikan bahwa suatu tindakan para manajer di berbagai negara tidak perlu dikendalikan secara ketat oleh kantor pusat di negara domestik, dan sekaligus memberi kesempatan kebebasan dalam betindak.
3. Orientasi Regiosentris
Orientasi regiosentris hampir mirip dengan polisentris, namun organisasi polisentris tidak hanya mengakui adanya perbedaan sifat spesifik pada pasar luar negeri, akan tetapi juga juga merasakan adanya sejumlah kesamaan dari masing-masing pasar luar negeri. Adanya kesamaan antar negara pada pasar yang terletak dalam salah satu wilayah atau kawasan telah memicu pengembangan dan penggunaan suatu strategi regional terpadu. Dalam orientasi ini menyebutkan bahwa perusahaan memandang wilayah regional seluruh dunia sebagai suatu pasar dan mencoba mengembangkan strategi pemasaran terpadu regional atau dunia.
4. Orientasi Geosentris
Suatu organisasi yangberorientasi geosentris akan memperlakukan semua pasar luar negeri sebagaisuatu kesatuan, yakni sebagai pasar global. Pasar global dipahami sebagai pasartunggal, yang secara sosiologis dan ekonomis dianggap seragam.Tentu saja, penyeragaman ini mengandung banyak penyederhanaan. Orientasi geosentris lebih berfokus pada mengambil manfaat dari skala ekonomi. Hal tersebut telah memicu peningkatan kualitas produk dan pelayanan yangditawarkan dengan menggunakan sumber daya global secara efisien.


2.2. Kebijakan Produk
2.2.1. Konsep Dasar Produk Global
Produk merupakan jantung dari upaya pemasaran, ia mempertemukan pembeli dan penjual. Peran penting produk dalam pemasaran internasional sama dengan dalam pemasaran dalam negeri. Konsep produk sebenarnya sama apakah produk tersebut untuk pasar global atau untuk pasar domestik. Perbedaannya hanya terletak pada produk apa yang tepat untuk dijual dipasar internasional, atau sebaliknya yang tepat untuk pasar domestik,
atau tepat untuk semua pasar yang bisa dikategorikan sebagai produk global.
Kerangkan klasifikasi produk yang paling tua adalah berdasarkan pada pengguna, yang dibedakan dalam barang komsumen dan industri. Klasifikasi yang lain dikembangkan dari kontinuum local sampai global, digolongkan sebagai produk domestik, produk internasional, dan produk global.


1. Produk Lokal
Produk lokal adalah produk yang dalam konteks perusahaan tertentu, dianggap hanya mempunyai potensi di satu pasar nasional. Ada tiga alasan yang mendasari mengapa disebut sebagai produk lokal :
a) Adanya bisnis nasional tunggal yang tidak menyediakan peluang untuk berkembang dengan memanfaatkan ungkitan global.
b) Produk lokal tidak memberikan transfer dan aplikasi untuk pengalaman yang diperoleh dalam satu pasar ke pasar lainnya.
c) Kemahiran manajerial yang diperoleh dalam bidang produk tunggal kurang dapat dialihkan.
2. Produk Inernasional
Produk internasional adalah produk yang dianggap mempunyai potensi untuk diperluas ke sejumlah pasar nasional. Produk industri cenderung kurang menunjukkan kepekaan lingkungan ketimbang produk konsumen, oleh sebab itu manufaktur industri harus waspada terhadap kemungkinan perluasan. Diperlukan ketajaman pengamatan manajemen puncak, bahwa suatu produk dapat dijual praktis tanpa adaptasi.

3. Produk Global
Produk global dirancang untuk memenuhi kebutuhan pasar global. Ketika suatu industri menjadi global, perusahaan berada di bawah tekanan untuk mengembangkan produk global. Salah satu pendorong utama dari globalisasi adalah biaya litbang produk.
2.2.2. Merk Dagang Global
Merk dagang global didefinisikan sebagai suatu merk yang dipasarkan menurut prinsip strategis yang sama di seluruh dunia. Terutama, “penetapan posisi yang sama” dan “pendekatan pemasaran yang sama” , yang dibahas sebagai berikut :
1. Menetapkan Posisi yang Sama.
Merk dagang global ditetapkan pada posisi tertentu dengan cara yang sama di seluruh dunia. Misalnya, Bir Heineken diposisikan sebagai minuman kelas atas diseluruh dunia. Marlboro adalah merk diposisikan di seluruh dunia sebagai merk daerah perkotaan. Kurangnya kebebasan dan ruang secara akut yang dirasakan oleh penduduk perkotaan, sehingga loyalitasnya pada Marlboro mungkin mencerminkan rasa “kejantanannya” sendiri, atau suatu symbol dari kebebasan dan independensi. Benetton diposisikan untuk pasar kaum muda (16-24 tahun), sebagai posisi lini utama.
2. Pendekatan Pemasaran yang Sama.
Sebuah merk dagang global dipasarkan dengan cara yang sama disetiap pasar di dunia. Akan tetapi, bauran pemasaran dapat disesuaikan dengan persyaratan konsumen lokal yang konpetitif. Misalnya, Coke dan Pepsi menambah rasa manis dalam minuman mereka di Timur Tengah dimana konsumen lebuh menyukai minuman manis. Suatu merk global menggunakan pedoman dengan prinsip-prinsip strategis yang

sama; artinya, diposisikan yang sama disetiap pasar dan diikuti dengan pendekatan pemasaran yang sama di setiap pasar, dengan catatan bauran pemasaran bisa berbeda-beda.
Dimensi hukum. Merk dagang yang memasuki suatu negara tidak boleh sama dengan merk dagang yang telah terdaftar lebih dahulu di suatu negara. Misalnya, Ford Motor Company tidak bisa menggunakan merek “ Mustang” di Jerman, karena merek tersebut sudah di daftar dan digunakan untuk sepeda buatan Jerman.
Dalam hal nama dan merek dagang, merupakan masalah tersendiri di negara berkembang. Banyak pemerintah negara berkembang menolak penggunaan merk internasional karena tidak ingin membuat rakyatnya membayar lebih mahal. Premi goodwill melekat pada merek tercipta oleh anggaran promosi yang besar, bahkan lebih besar dari anggaran penelitian dan pengembangan produk. Di Filipina tahun 1979 ada pengenaan pajak merek dagang asing sebesar 10%, dan naik menjadi 25% pada tahun 1981. Di Meksiko, ada undang-undang yang mengharuskan merek dagang asing dikaitkan dengan merek dagang asal Meksiko. Tentunya perusahaan internasional harus mencermati hal-hal tersebut dalam membuat merk dagang internasional.
2.2.3. Kebijakan Garansi dan Pelayanan
Keputusan membeli produk tertentu, seperti barang awet dan mesin industri, akan dipengaruhi oleh kebijakan garansi dan pelayanan yang ditawarkan.
Garansi adalah janji penjual bahwa sesuatu produk akan berfungsi seperti yang diharapkan. Dari segi produsen garansi memiliki aspek perlindungan maupun aspek promosi. Dalam pemasaran internasional, masalah garansi dapat dikelompokkan dalam tiga cara sebagai berikut :

1. Perusahaan akan memberikan garansi yang sama dengan garansi dalam negerinya.
2. Perusahaan memberikan garansi yang sama untuk semua negara, tetapi ada penyesuian sesuai kondisi setiap negara.
3. Perusahaan menggunakan garansi sebagai alat untuk bersaing yang berbeda untuk setiap negara.
Pelayanan. Pelayanan disini terkait dengan pelayana purna-jual. Pada azasnya, kebijakan garansi sebenarnya saling berkaitan dengan pelayanan, tetapi berbeda dalam praktek. Merancang garansi untuk pasar internasional, merupakan kegiatan yuridis yang mempertimbangkan implikasi pemasaran. Sedangkan merancang Pelayanan internasional, menyangkut investasi dalam fasilitas, pengisian jabatan dan pelatihan, juga jaringan distribusi yang mampu melayani semua pasar.
Salah satu kesulitan pelayanan dalam pemasaran internasional adalah masalah suku cadang, yang menyangkut persediaan suku cadang yang cukup besar distiap pasar, atau kelambatan pengiriman suku cadang yang bisa menimbulkan masalah bagi pelanggan. Untuk pelayanan barang industri, bisa ditempuh dengan cara menjual kontrak pelayanan, seperti yang dilakukan oleh Otis Elevator, yang melakukan kunjungan kepada pelanggan setiap tiga bulan sekali, dan dipasar yang terkontrasi mungkin bisa dikaukan setiap minggu, untuk melihat adanya tanda keausan mesin.
2.2.4. Rancangan Produk Global
Rancangan produk merupakan factor kunci yang menentukan sukses dalam pemasaran global. Apakah perusahan harus mengadaptasi rancangan produk untuk berbagai pasar nasional, atau menewarkan rancangan yang sama kepada pasar global. Pemasara global harus mempertimbangkan empat factor untuk keputusan rancangan :

1. Preferensi
Terdapat perbedaan tegas dan penting dalam preferensi di seluruh dunia atas factor-faktor warna dan rasa. Terkadang rancangan produk yang sama sukses disuatu negara tapi gagal dinegara lain. Pemasar yang mengabaikan preferensi setiap negara kemungkinan akan menaggung kegagalan di negara tertentu, walaupun terkadang juga bisa berhasil dengan suatu kondisi tertentu. Misalnya model mobil Jepang, bukan karena setiap negara memiliki preferensi yang sama terhadap model tersebut, tapi karena kondisi mahalnya bahan bakar dimana mobil buatan Jepang memiliki keunggulan irit bahan bakar.
2. Biaya
Dalam mendekati isu rancangan produk, manajer perusahaan harus memperhatikan factor biaya dalam arti luas. Bukan saja biaya yang terkait dengan rancangan produk langsung, tetapi biaya yang timbul dari pabrik dan pengguna akhir juga harus dipertimbangkan. Contoh biaya dari pabrik terkait dengan biaya tenaga kerja, sedangkan dari pemakai akhir misalnya biaya perawatan dan pemeliharaan.
3. Hukum dan Peraturan
Mematuhi hukum dan peraturan dinagara yang berbeda mempunyai dampak yang langsung pada keputusan rancangan produk, karena seringkali membutuhkan adaptasi rancangan produk yang memerlukan biaya tambahan yang tidak kecil. Misalnya pereaturan dan hukum yang menyangkut standar tekhnik dan standar kesehatan serta keselamatan. Contohnya adalah pasar tunggal Eropa, trdapat kurang lebih 200 peraturan dan hukum yang menghambat perdagangan melewati perbatasan negara dalam ME dalam kategori makanan. Hal yang lain adalah Hambatan non tariff ( NTB, nontariff barriers) terhadap perdagangan. Hambatan ini tampaknya semacam

persyaratan dan peraturan, tetapi sebenarnya tujuannya untuk menghambat.
4. Kesesuaian Lingkungan
Masalah rancangan produk terakhir yang harus dipikirkan oleh manajer perusahaan adala kesesuaian produk dengan lingkungan tempatnya dipergunakan. Hal-hal sederhana seperti tidak menerjemahkan manual bagi pemakai keberbagai bahasa, dapat merugikan penjualan pralatan rumah tangga bukan buatan AS di Amerika. Selain itu system kelistrikan denga tegangan dari 50 sampai 230 volt dan frekuensi getaran dari 50 sam[ai 60 hertz. Hal ini berarti bahwa rancangan produk apapun yang digerakkan oleh tenaga listrik, harus sesuai dengan system kelistrikan di negara dimana alat akan dipergunakan. Juga menyangkut system pemancar TV dan Video di Amerika dengan system NTSC, system SECAM di Prancis, dan system PAL di Jerman yang mungkin diadopsi berbeda-beda oleh bergbagai negara di dunia. Selain itu, “ Iklim” adalah karakteristik lingkungan lain yang sering kai menuntut kesesuaian. Banyak produk yang memerlukan ketahanan terhadap kelembapan kalau akan dijual di daerah tropika, sedangkan produk lain harus tahan terhadap suhu yang amat dingin.
2.3. Masalah penetapan Harga dan Keputusannya
2.3.1. Pengertian Harga
Harga merupakan alat evaluasi dan komunikasi dalam pasar internasional. Menetapkan harga yang tepat merupakan kunci kesuksesan dan kegagalan. Bahakan ketika pemasar internasional memproduksi produk yang tepat, mempromosikannya dengan benar, dan membangun jalur distribusi yang layak, upaya tersebut akan gagal bila ia salah menetapkan harga. Sebuah penawaran harga seharusnya

mencerminkan baik kualitas maupun nilai produk yang dipersepsikan konsumen. Dari semua hal yang harus dihadapi oleh pemasar internasional, penetapan harga merupakan salah satu yang paling sulit. Hal ni menjadi lebih rumit ketika perusahaan menjual produknya pada pelanggan di berbagai negara yang berbeda – beda, baik mengekspor maupun mengelola operasi luar negeri, tanggung jawab manajer adalah menetapkan dan mengendalikan harga aktual produk di pasar yang berbeda pula, mulai dari perbedaan tariff, biaya, sikap, persaingan, fluktuasi mata uang, serta metode penetapan harga.
2.3.2. Tujuan Penetapan Harga
Keputusan penetapan harga dilihat dengan dua cara :
1. Penetapan harga sebagai sebuah instrument aktif untuk mencapai tujuan pemasaran, perusahaan menggunakan harga untuk mencapai sebuah tujuan spesifik, antara lain target memperoleh keuntungan, target pangsa pasar, atau tujuan spesifik lainnya.
2. Penetapan harga sebagai elemen statis sebuah keputusan bisnis, hanya dengan mengekspor kelebihan persediaan, menempatkan bisnis luar negeri bukan sebagai prioritas utama, dan menganggap penjualan ekspor hanya memberikan kontribusi yang dalam volume penjualan total.
Semakin besar kendali yang dimiliki perusahaan atas harga jual akhir sebuah produk, maka semakin baik kemampuan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya. Semakin lebar lini produk dan semakin besar negara yang menjadi target, maka semakin kompleks proses pengendalian harga bagi pengguna akhir.

2.4. Masalah Promosi dan Keputusannya
2.4.1. Pengertian Promosi
Promosi merupakan salah satu kegiatan pemasaran yang penting bagi perusahaan dalam upaya mempertahankan kontinuitas serta meningkatkan kualitas penjualan, untuk meningkatkan kegiatan pemasaran dalam hal memasarkan barang atau jasa dari suatu perusahaan, tak cukup hanya mengembangkan produk, menggunakan saluran distribusi dan saluran harga yang tetap, tapi juga didukung oleh kegiatan promosi.
Promosi dipandang sebagai kegiatan komunikasi pembeli dan penjual dan merupakan kegiatan yang membantu dalam pengambilan keputusan di bidang pemasaran serta mengarahkan dan menyadarkan semua pihak untuk berbuat lebih baik (Swastha, 2001, hal. 153).
Promosi adalah berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan kebaikan produknya, membujuk dan meningkatkan para pelanggan dan konsumen sasaran untuk membeli produk tersebut, karena itu perusahaan harus memasang iklan menyelenggarakan promosi penjualan untuk mempromosikan produk-produknya (Irawan dan Sudjono, 2001, hal. 112).
Promosi merupakan salah satu aspek penting dalam pemasaran dan sering disebut sebagai proses berlanjut. Ini disebabkan dari promosi dapat menimbulkan rangkaian kegiatan selanjutnya dari perusahaan. Sekarang lebih dikenal dengan istilah Promotional Mix, yaitu kombinasi strategi yang paling baik dari variabel periklanan, personal selling atau alat promosi lain, yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan.

2.4.2. Manfaat Promosi
Shimp dalam As’adi (2009, hal. 28 – 32) memberikan beberapa pencapaian atau manfaat tentang promosi adalah sebagai berikut:
1. Merangsang antusiasme tenaga penjualan untuk menjual produk baru yang dikembangkan atau produk lama.
2. Memperkuat penjualan merek yang sudah lama
3. Memfasilitasi pengenalan produk dan merek baru kepada dunia perdagangan.
4. Menambah on-self dan off-self untuk barang dagang
5. Menetralisasi periklanan dan promosi penjualan kompetitif
6. Mendapatkan pembelian percobaan dari para konsumen
7. Mempertahankan para pemakai saat ini dengan mendorong pembelian ulang.
8. Meningkatkan pemakaian produk dengan me-loading konsumen.
9. Memenangkan persaingan dengan modal me-loading konsumen.
10. Memperkuat periklanan
2.4.3. Bentuk – bentuk Promosi
Perusahaan melakukan kegiatan promosi dengan memperhatikan beberapa variabel yang terkandung didalamnya, dan variabel-variabel tersebut harus dikombinasikan dengan kebutuhan dan kemampuan perusahaan. Kombinasi variabel-variabel promosi tersebut disebut dengan Promotion Mix atau bauran promosi. Promotion Mix adalah merupakan kombinasi strategi yang paling baik dari variabel–variabel periklanan, personal selling dan direct selling, yang kesemuanya direncanakan untuk memperoleh dan mencapai target penjualan (Swastha, 2001, hal. 21).
Definisi diatas menyebutkan secara jelas beberapa variabel Promotional Mix selain periklanan dan personal selling ada 4 bauran promosi yang umumnya digunakan yaitu

1. Periklanan (Advertising)
2. Promosi Penjualan (Promotion Selling)
3. Publisitas (Publicity)
4. Penjualan Pribadi (Personal Selling)
2.4.4. Faktor yang mempengaruhi promosi
Menentukan variabel yang paling efektif dalam bauran promosi adalah hal yang paling sulit dalam pemasaran. Dalam prakteknya kita harus mencari kombinasi yang terbaik atas penggunaan variabel-variabel tersebut, sehingga terdapat berbagai macam faktor yang mempengaruhinya dalam menentukan kombinasi terbaik dalam bauran promosi atau promotion mix.
Menurut Swastha (2001, hal. 35) Faktor-faktor yang mempengaruhi promosi adalah :
1. Dana yang digunakan untuk promosi
2. Sifat pasar
3. Jenis – jenis produk
4. Tahap –tahap dalam siklus kehidupan barang
2.5. Masalah Distribusi dan Keputusannya
2.5.1. Pengertian Distribusi
Saluran Distribusi adalah sebagai organisasi jaringan kerja yang terdiri dari agensi dan lembaga yang bersama-sama melalukan semua kegiatan yang diperlukan untuk menghubungkan produsen dengan pemakai untuk menyelesaikan tugas pemasaran.
Distribusi adalah aliran barang secara fisik melewati saluran; seperti dinyatakan dalam definisi.

Tipe utama dari kegunaan saluran adalah :
1. Tempat : ketersediaan produk atau jasa di suatu lokasi yang nyaman bagi pelanggan potensial.
2. Waktu : ketersediaan produk atau jasa saat diinginkan oleh pelanggan
3. Bentuk : Produk diproses, disiapkan dan siap dimanfaatkan, serta dalam kondisi yang tepat.
4. Informasi : jawaban atas pertanyaan dan komunikasi umum mengenai sifat-sifat produk yang berguna serta manfaat yang tersedia.
Saluran distribusi di pasar di seluruh dunia adalah salah satu aspek yang paling banyak berbeda dari sistem pemasaran nasional. Karena inilah, maka strategi saluran merupakan salah satu komponen paling menantang dan sulit dari program pemasaran global.
2.5.2. Tujuan dan Hambatan Saluran Distribusi
Titik awal dari memilih saluran yang paling efektif adalah menentukan sasaran pasar yang jelas untuk usaha pemasaran dan menentukan kebutuhan serta pilihan pasar sasaran. Dimana lokasi pelanggan potensial. apa kebutuhan informasi mereka. Jasa seperti apa yang mereka sukai. Seberapa peka mereka terhadap perubahan harga dan lain – lain.
2.5.2.1. Karakteristik Pelanggan
Karakteristik pelanggan mempunyai pengaruh penting pada rancangan saluran. Jumlah pelanggan, distribusi geografis, pendapatan, kebiasaan berbelanja, dan reaksi terhadap metode penjualan yang berbeda semuanya bervariasi dari negara yang satu ke negara yang lain, oleh karena itu memerlukan pendekatan saluran yang berbeda. Ingat ! saluran menciptakan kegunaan bagi pelanggan.

Pada umumnya, seberapa tinggi pun tahap perkembangan pasar, kebutuhan akan saluran perantara yang berlapis-lapis bertambah besar dengan meningkatnya jumlah pelanggan. Misalnya: bila hanya terdapat 10 pelanggan untuk suatu produk industri dalam setiap negara, ke-10 pelanggan ini harus dihubungi langsung oleh petugas dari perusahaan atau agen, sedangkan untuk produk massal yang dibeli oleh jutaan pelanggan, outlet distribusi eceran atau pesanan lewat pos diperlukan.
2.5.2.2. Karakteristik Produk
Produk tertentu yang mempunyai sifat seperti standarisasi, mudah rusak, dijual dalam jumlah amat besar, memerlukan servis, dan harganya mahal mempunyai pengaruh penting pada rancangan dan strategi saluran.
Produk dengan harga per unit lebih tinggi, misalnya sering kali dijual lewat tenaga penjual langsung dari perusahaan karena biaya penjualan langsung ini bisa ditutup dari harga jual total. Kemudian biaya tinggi dari distribusi berhubungan dengan kompleksitas atau dengan sifat-sifat produk yang harus dijelaskan secara rinci. Misalnya komputer, mesin foto kopi dan sebagainya.
Produk yang mudah rusak menuntut perlakuan khusus pada anggota saluran distribusi. Produk seperti ini biasanya memerlukan saluran distribusi yang relatif langsung untuk memastikan kondisi memuaskan pada saat pelanggan membeli.

2.5.2.3. Karakteristik Perantara
Strategi saluran harus mengenali karakteristik perantara yang ada. Perantara berada dalam bisnis untuk memaksimalkan laba mereka sendiri, bukan laba pemilik pabrik. Mereka terkenal karena kegiatan ”cherry picking”-nya artinya praktik memesan dari pabrik yang produk dan mereknya banyak dicari untuk menghindari usaha penjualan produk sebenarnya yang merupakan kegiatan ”push” (”push” adalah kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh perantara untuk memasarkan produk ke pelanggan).
Seleksi distributor dan agen di pasar sasaran merupakan tugas penting yang amat menentukan. Agen yang memperoleh komisi baik atau distributor yang menyediakan sediaan dapat membuat perbedaan antara realisasi prestasi kerja no dan prestasi kerja melampui 200 persen dari apa yang diharapkan.
2.5.2.4. Karakteristik Lingkungan
Karakteristik umum dari lingkungan total adalah pertimbangan utama dalam rancangan saluran. Karena keadaan lingkungan ekonomi, sosial dan politik secara internasional demikian bervariasi, terdapat kebutuhan untuk mendelegasikan kebebasan yang cukup besar kepada manajemen atau agen operasional lokal.

2.5.3. Struktur Saluran Distribusi
2.5.3.1. Produk Konsumen
Pemilik pabrik produk konsumen dapat menjual langsung kepada pelanggan (menggunakan tenaga penjual dari rumah ke rumah), dengan penjualan lewat pos (menggunakan katalog ) atau lewat toko milik sendiri. Penjualan dari rumah ke rumah, merupakan bentuk distribusi yang relatif mahal, memerlukan margin kotor yang cukup tinggi dan akibatnya pelanggan harus membayar dengan harga yang lebih tinggi. Di AS, penjualan dengan cara ini adalah ensiklopedia, sapu, penghisap debu, dan kosmetik.
2.5.3.2. Perdagangan Eceran Global
Perdagangan eceran global merupakan kegiatan eceran yang melewati batas-batas negara. Dewasa ini pedagang eceran yang sukses semakint tertarik untuk memperluas usahanya ke berbagai penjuru dunia, selama berabad-abad para pedangan suka berpetualang pergi ke luar negeri untuk memperoleh barang dagangan dan ide untuk untuk menjalankan usaha eceran.
2.5.3.3. Produk Industri
Saluran pemasaran untuk perusahaan produk industri. Tiga unsur dasar terlibat :
Tenaga penjual pabrik, distributor atau agen, dan pedangang besar. Sebuah pabrik dapat menghubungi pelanggan lewalt tenaga penjualnya sendiri, atau tenaga penjual yang mengunjungi pedangan besar yang kemudian menjual kepada pelanggan atau kombinasi dari 2 macam cara tadi. Pabrik dapat menjual langsung kepada pedangan besar serta agen mana yang dipilih, manajer harus mempelajari setiap negara sendiri-sendiri.

2.5.4. Saluran Distribusi Di Negara Berkembang
Salah satu sifat yang menonjol dari saluran di negara berkembang adalah banyaknya orang yang terlibat dalam penjualan barang dagangan yang jumlahnya hanya sedikit.
Cara lain meninjau saluran distribusi di negara berkembang adlah meninjau biaya pengaturan ini bagi konsumen.
2.5.5. Inovasi Saluran Distribusi Internasional
Karena sifat dari saluran pasar di seluruh dunia amat berbeda. Dengan pengamatan yang sepintas, perbedaan ini dapat dijelaskan dalam arti budaya dan tingkat pendapatan yang ada dalam pasar yang bersangkutan. Ada 4 acuan untuk menjelaskan peristiwa kebetulan dan tingkat inovasi dalam saluran eceran. Rumusan ini dapat dipergunakan untuk menjelaskan perbedaan saluran internasional.
1. Inovasi hanya terjadi dalam sistem yang telah berkembang amat canggih. Pada umumnya, agen saluran dalam sistem yang kurang berkembang akan mengadaptasi perkembangan yang telah dicoba dan diuji dalam sistem yang berkembang lebih canggih.
2. Kemampuan suatu sistem untuk mengadaptasi inovasi dengan sukses berkaitan langsung dengan tingkat perkembangan ekonomi.
3. Kalau lingkungan ekonomi menguntungkan perubahan, proses adaptasi mungkin tidak terhambat atau terbantu oleh faktor demografis/geografis lokal, adat istiadat, tindakan pemerintah dan lain – lain.
4. Proses adaptasi dapat dipercepat dengan tindakan agresif dari perusahaan masing-masing.
Swalayan memberikan kesempatan kepada pelanggan untuk menangani dan memilih sendiri barang yang akan dibeli dalam sebuah toko dengan bantuan minimal dari karyawan penjualan, merupakan inovasi besar dalam saluran pada abad ke-20.

2.5.6. Strategi Saluran Distribusi Untuk Memasuki Pasar Baru
Sebuah perusahaan global yang memperluas melewati batas negara seringkali menghadapi kenyataan bahwa mereka berada dalam posisi memasuki pasar baru. Distribusi dapat merupakan hambatan yang besar dalam memperoleh pasar baru. Hambatan seringkali dihadapi oleh perusahaan memasuki pasar kompetitif, tempat hubungan merek dan pasokan sudah terbentuk. Contoh Kasus : Jepang.
Jepang menyajikan tantangan distribusi yang amat sulit. Distribusi di Jepang sangat kompleks, karena sistem ecerannya yang terfragmentasi ditambah dengan jumlah perantara yang amat banyak untuk melayani outlet tersebut. Kategori pedangan besar dan pengecer di jepang dibagi amat rinci.
Banyak perusahaan asing yang memasuki pasar jepang menjumpai kesulitan, karena mereka melakukan kesalah sebagai berikut :
1. Asumsi mereka bahwa masalah distribusi dapat diselesaikan dengan cara yang sama seperti di negara mereka sendiri, artinya dapat mendekati pelanggan langsung tanpa perantara.
2. Menjaga jarak dengan pasar Jepang dengan menjual kepada perusahaan perdagangan.
Distribusi yang sukses di Jepang memerlukan adaptasi pada kenyataan di pasar.

Di Jepang hal berarti :
1. Adaptasi pada kenyataan distribusi yang terfragmentasi diperlukan riset pasar termasuk kebutuhan pelanggan, dan produk kompetitif.
2. Kemudian perusahaan harus mengembangkan strategi pemasaran menyeluruh yang :
a. Memposisikan produk bersama dengan segmen pasar yang dituju menurut kebutuhan, harga dan isu lain.
b. Memposisikan produk terhadap pesaing.
c. Meletakkan rencana pemasaran termasuk rencana distribusi untuk mencapai tujuan volume dan pangsa pasar.
Enam langkah menuju strategi distribusi Jepang, menurut Shimaguchi dan Rosenberg:
1. Cari Mitra dari Jepang
2. Cari posisi pasar yang mantap. Misalnya adalah dengan mutu yang lebih baik, harga lebih rendah atau diposisikan secara mantap sebagai produk asing
3. Cari rute distribusi alternatif
4. Fokuskan sumber daya distribusi milik anda
5. Bersiaplah untuk usaha jangka panjang dan hasil sedang. Bersabarlah
6. Tanamkan hubungan pribadi dalam distribusi. Ingat, loyalitas dan kepercayaan penting


2.6. Studi Kasus Starbucks
2.6.1. Profil Perusahaan
Starbucks adalah sebuah perushaan kedai kopi terbesar dari Amerika Serikat yang bertempat di Seattle,Washington. Starbucks memiliki logo yang berasal dari Syren, ikan duyung berekor kembar dan bermahkota dari mitologi Yunani. Logo ini sendiri dipilih karena nama Starbucks berasal dari cerita Kapten Ahab, yang berpetualang di lautan lepas sehingga pemilihan syren ini dirasa tepat dan ada keterkaitan. Logo starbucks yang memperlihatkan sebuah brand hijau dengan dua bintang dan dan memperlihatkan duyung syren yang yang memakai tiara /mahkota. Hal ini agak kontroversial namun menarik dan mudah diingat untuk dikenal di seluruh dunia.
Starbucks pertama kali berdiri pada tanggal 30 Maret 1971,Pike Place Market di Seattle, Washington.Starbucks pertama didirikan oleh 3 rekanan yang terdiri dari seorang guru Bahasa Inggris yang bernama Jerry Baldwin, guru Sejarah yang bernama Zev Siegl, dan seorang penulis yang bernama Gordon Bowker. Pada tahun 1982 Howard Schultz bergabung sebagai direktur operasi ritel dan pemasaran.Starbucks mulai menyediakan kopi untuk kebutuhan restoran dan bar-bar (yang menjual) espresso dan pada tahun 1983 Howard Schultz bepergian ke Italia lalu, Howard sangat terkesan dengan popularitas bar espresso di Milan. Dari sini ia melihat adanya potensi untuk mengembangkan budaya ”Coffe House‟ di Seattle.Di tahun yang sama Starbucks telah membuka cabang di Seattle sebanyak 6 kedai kopi.Pada tahun 1987 Para pemilik asli menjual Starbucks kepada karyawan terdahulunya, Howard Schultz. Il Giornale (yang merupakan gerai kopi milik Howard Schultz) kemudian mengakuisisi asset Starbucks dengan dukungan dari investor lokal. Ia mengubah nama gerainya menjadi Starbucks Corporation dimana kedai 4 kopi ini kemudian membuka cabang di Chicago dan Vancouver, Kanada. Jumlah gerai: 17.

Tahun 1995 Starbucks mulai menyajikan Frappucino dan minumanminuman kopi blended dan juga mengenalkan es krim Starbucks.Tahun 1996 Starbucks membuka cabang pertamanya di luar Amerika Utara, yaitu di Jepang dan Singapore. Jumlah gerai: 1.015. Tahun 1998 Starbucks mengakuisisi Tazo, sebuah perusahaan teh yang berbasis di Portland, Oregon. Mereka kemudian memperluas merek Starbucks ke jaringan toko-toko kelontong di seluruh Amerika melalui kesepakatan lisensi dengan Kraft Foods.Di tahun yang sama, mereka juga meluncurkan starbucks.com dan membuka cabang-cabang baru di Malaysia, New Zealand, Taiwan, Thailand dan Inggris. Jumlah gerai: 1.886.
Pada tahun 2000 Starbucks mulai mengenalkan katergori-kategori menu kopinya yang sudah melewati proses Fair Trade dan seleksi organik.Starbucks juga membuka cabang baru di Australia, Bahrain, Hong Kong, Qatar, Saudi Arabia dan Uni Emirat Arab. Jumlah gerai: 3.501.Tahun 2002 Starbucks mulai masuk Indonesia,PT Mitra Adhi Perkasa mendapatkan lisensi untuk mengoperasikan Starbucks di Indonesia. Selanjutnya PT Mitra Adhi Perkasa menunjuk Anthony Cottan, seorang yang berpengalaman dalam Customers Service, untuk meluncurkan dan mengelola merk tersebut. Anthony dengan anggota 8 orang dari Jakarta ingin belajar untuk 3 bulan di Seattle, sebelum membuka toko pertama pada bulan Mei 2002.Dan tahun 2011 starbucks telah memiliki 17.009 gerai di seluruh dunia.
 Visi :Menjadikan Starbucks sebagai brand yang terkenal dan dihargai di seluruh dunia.
 Misi : Misi dari Starbucks adalah untuk mendirikan Starbucks sebagai pemasok utama kopi terbaik di dunia dengan tetap menjaga prinsip-prinsip tak kenal kompromi kita sementara kita tumbuh Starbucks berkomitmen untuk peran kepemimpinan lingkungan di semua aspek bisnis kami.

2.6.2. Analisa Strategi pemasaran Internationalmenganalisis coffe starbucks dengan teori marketing mix yang terdiri dari 7P yaitu:


1. Produk
Starbucks di kenal karena produk kopinya yang mendunia dan memiliki rasa kopi yang sama di setiap gerai yang ada di Indonesia,pada dasarnya Starbucks mementingkan rasa kopi yang mereka buat harus sama bagi setiap pelanggan di setiap gerai yang dibukanya oleh karena itu mereka memiliki standar yang sama dari setiap produk kopi yang mereka jual karena kopinya harus sudah melewati proses Fair Trade dan seleksi organik.(nama kopi,rasa dan tempat menggambil bahan bakunya sama).Selain menjual kopi Strabucks juga menjual makanan sebagai teman saat minum kopi. Namun untuk makanan di setiap store Starbuck mempunyai varian food yang berbeda bahan baku yang di gunakan di setiap gerai pun berbeda juga, namun resep dan rasanya harus memenuhi standar di setiap gerai yang ada di Indonesia untuk memastikan bahwa makanan tersebut mempunyai cita rasa yang memuaskan di lidah penikmatnya.


2. Price
Kita tau bahwa Starbucks selalu memberikan yang terbaik untuk pelanggannya,untuk memuaskan pelanggannya Starbucks menggunakan bahan-bahan baku yang memiliki standart tinggi yang harus melewati beberapa proses (proses Fair Trade dan seleksi organik) agar mendapatkan kualitas kopi yang bagus dan menghasilkan cita rasa kopi yang enak dan nikmat jika di olah.Oleh 6 karena itu Strabucks mematok harga kopi mereka diatas rata-rata kopi pada umumnya (price skimming) dan untuk makanan memang Starbucks tidak begitu menonjol karena mereka lebih memprioritaskan produk lini mereka yaitu kopi dan untuk makanan starbucks mematok harga rata-rata pada umumnya ( price penetration).

3. Place
Sudah menjadi pengetahuan umum masyarakat bahwa produk kopi yang di jual Starbucks merupakan kopi yang mempunyai kualitas premium dan harga yang relatif tinggi dengan demikian penempatan gerai Starbuck mempunyai faktor – faktor tertentu yang dipertimbangkan, contohnya di Jakarta,Indonesia Starbucks biasanya ada di daerah pusat perkantoran,pusat perbelanjaan, pusat jajanan makanan, dan destinasi pariwisata. Seperti survey yang kami lakukan terhadap gerai Starbuck yang berada di 9walk Bintaro, dimana daerah tersebut merupakan salah satu dari pusat jajanan makanan untuk masyarakat Bintaro. Bila dilihat dari sepak terjang Starbuck pertama kali masuk Indonesia, Starbuck sendiri menempatkan gerai pertamanya yang berada di Ibukota Indonesia tepatnya berada di Plaza Indonesia, Jakarta Pusat dimana daerah pusat tersebut merupakan pusat perkantoran. Dari penempatan gerai – gerai tersebut terlihat target pasar dari Starbuck sendiri merupakan Penikmat Kopi, Pekerja Kantoran, Orang Hang Out, Pariwisata.


4. Promotion
Starbucks sering melakukan promo-promo untuk menarik perhatian pelanggannya. Promo yang dilakukan sendiri terdiri dari promosi yang diterapkan untuk semua gerai dan promosi yang dilakukan oleh kebijakan gerai itu sendiri. Contoh dari promosi yang diterapkan untuk semua gerai yaitu promo kartu kredit,jika kita membeli Starbucks dengan kartu kredit makan kita bisa mendapatkan cash back tidak hanya itu saja ada juga promo kartu member yang berfungsi untuk menyimpaan point setelah transaksi dan point tersebut bisa di tukarkan dengan kopi dan 7 melalui social media untuk di indonesia sendiri starbucks menggunakan facebook, twitter, dan line. Facebook dan twitter hanya menyampaikan informasi-informasi promo terkini dari starbucks,di aplikasi line starbucks juga memberikan informasi-informasi

terkini tentang promo yang sedang berjalan tapi di line lebih special karena setiap pengguna yang menambah starbucks sebagai teman “official line Starbucks” biasanya mendapatkan gift voucher potongan harga 50% setiap pembelian jenis kopi tertentu. Contoh promo yang dilakukan oleh kebijakan gerai itu sendiri yaitu promosi dalam bentuk membuat Coffe Corner yang merupakan bentuk untuk menarik pelanggan dengan menata furniture yang berhubungan dengan kopi.


5. People
Di Strabucks memiliki 2 divisi dalam bagian pekerjaan yang pertama ada barista dan manajemen toko, barista sendiri di bagi menjadi 2 bagian yaitu barista full time dan barista part time. Untuk manajemen toko di bagi menjadi 2 bagian yaitu ada district managers dan store managers,untuk tanggung jawab dan syarat-syarat mengenai pekerjaan tersebut dapat melihat di situs resmi Starbucks di www.starbucks.co.id/about-us/career-center. Di Strabucks pekerja tidak hanya sekedar bekerja dan mendapatkan gaji tapi mereka berlombalomba untuk mencapai achievement. Setiap gerai Starbucks memiliki standart jumlah karyawan contohnya kami telah mewawancara salah satu gerai Starbucks di 9 Walk Bintaro dan disana memiliki 14 karyawan.


6. Pysical Evidence
Jika kalian pernah berkunjung ke Strabucks pasti sudah tidak asing lagi dengan suasana di Starbucks seperti apa,Starbucks menggunakan aliran „coffe house‟ yang dimana desain di dalam gerai tersebut cenderung memiliki warna gelap seperti warna kayu atau warna kopi,untuk kursi dan meja Starbucks menggunakan kayu dan lampu-lampu yang di gantung dan adanya aroma 8 kopi yang sangat khas yang membuat pelanggan rileks dan nyaman saat duduk menikmati kopi di gerai Starbucks.

7. Proces
Ketika karyawan melayani pelanggannya di Starbucks,pada umumnya prosedur yang di gunakan melayani pelangan di Starbucks ketika pelanggan memesan kopi di kasir,kasir menulis pesanan di komputer lalu di total jumlah pesannya dan di bayar,setelah di bayar lalu dibuat pesanannya dan ditulis nama pelanggan di gelas,setelah selesai pelanggan akan di panggil namanya untuk menggambil pesanan yang telah ia pesan.


BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan Pemaparan Materi Diatas Maka Kesimpulan Yang Dapat Diambil Dari Adanya Penulisan Ini Adalah:
1. Manajemen pemasaran internasional merupakan penerapan suatu konsep, prinsip, aktivitas, serta proses manajemen pemasaran didalam rangka penyaluran ide, barang dan jasa perusahaan kepada konsumen yang ada di berbagai belahan dunia.
2. Produk merupakan jantung dari upaya pemasaran, ia mempertemukan pembeli dan penjual
3. Harga merupakan alat evaluasi dan komunikasi dalam pasar internasional. Menetapkan harga yang tepat merupakan kunci kesuksesan dan kegagalan. Sebuah penawaran harga seharusnya mencerminkan baik kualitas maupun nilai produk yang dipersepsikan konsumen.
4. dalam upaya mempertahankan kontinuitas serta meningkatkan kualitas penjualan, untuk meningkatkan kegiatan pemasaran tak cukup hanya mengembangkan produk, menggunakan saluran distribusi dan saluran harga yang tetap, tapi juga didukung oleh kegiatan promosi
5. Saluran Distribusi adalah sebagai organisasi jaringan kerja yang terdiri dari agensi dan lembaga yang bersama-sama melalukan semua kegiatan yang diperlukan untuk menghubungkan produsen dengan pemakai untuk menyelesaikan tugas pemasaran.


3.2. Saran
Diharapkan dengan adanya pembuatan makalah ini dapat mengetahui bagaimana pemasaran global dan masalah yang di hadapi saat ini yang nantinya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari maupun didunia kerja. Pembuatan makalah ini tentu masih banyak kekurangan dalam pembahasan materi, diharapkan dapat menambah materi yang belum diketahui, dan tentu ada tambahan materi yang sebelumnya belum diketahui.


DAFTAR PUSTAKA


1. Pandjaitan, R. H. D. Pemasaran Internasional. Pemasar. Int. Buku-1 Ed13 43 (2015).
2. Gabriel, W. & Bias, M. Analisa Strategi Pemasaran International Di. 1–10.
3. Pandjaitan, R. H. D. Pemasaran Internasional. Pemasar. Int. Buku-1 Ed13 43 (2015).
4. Gabriel, W. & Bias, M. Analisa Strategi Pemasaran International Di. 1–10.
5. Purwanto, Wawan. Modul kebijakan produk & distribusi dalam pemasaran internasional (hrf miring).Pusat pengembangan bahan Ajar-UMB.
6. http://ekonominator.blogspot.com/2016/11/manajemen-pemasaran-internasional_13.html?m=1

0 Coment:

Posting Komentar